Kamis, 06 September 2012

Doa Keheningan Batin



Batin yang hening tak sekedar diam tanpa kata atau pun tanpa gerak.
Batin yang hening memerlukan kerendahan hati yang terbuka siap menyambut kehadiran-Nya
Batin yang siap mendengarkan dengan kelembutan kasih
Lapangkanlah ruang hati
Biarkanlah menjadi bersih dan nyaman
Tenang, sunyi dari suara-suara dari pikiran sendiri yang mengganggu telinga batin
Siapkan ruang hati untuk menyambut-Nya penuh hormat dan syukur mendalam
Duduklah bersama dalam percakapan batin nan indah
Dengarkanlah Ia menyapa dan berbicara dan mendengarkan
Ia sangat mengasihi kita….

-doa di bukit doa Turgo, Wonosobo, 15 Agustus 2012-



(hyachinthoides)

2 komentar:

  1. dear hhyachinthoides,

    Memang sukar merasakan ketentraman batin dan mendiamkan hasrat diri itu. Yang lebih banyak berbicara adalah hasrat diri. Rasanya sulit untuk menghindar dari suara kita sendiri. Saya jadi teringat kalimat yg saya baca di fb tadi pagi "A place cannot save you, because there is no place where is you can flee from yourself." Kutipan dari teolog orthodok, St. Nikon Optima.
    Setuju sekali, kita perlu kerendahan hati untuk menyambut Tuhan dan mendengarkan suaranya. Sehingga dalam hening dan tidak sekalipun, suaraNya yang semakin terdengar dan bukan suara kita. Downward mobility gituh? hehehehe....

    tulisan yang inspiratif dan menarik dengan bahasa yang tertata apik, Thanks yah...
    btw, maaf itu tulisan terbuka ditulisnya terbka. hehehe... Monggo diedit.

    salam persahabatan!
    emsiseyar

    BalasHapus
  2. Emsiseyar...
    thanks buat koreksinya, padahal udah mata empat, masih aja susah ngliat wkkwkwkwk...
    makasihhhh yoooo...



    salam persahabatan!

    BalasHapus